*Atasi Sampah di Makassar,
CWMI Tawarkan Hydrothermal Waste Treatment Technology*

Pencinta Venus, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin menerima kunjungan dari perwakilan PT Shinko Teknik Indonesia. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan sampah berbasis teknologi Hydrothermal Waste Treatment Technology. Perwakilan PT Shinko Teknik Indonesia memiliki perusahaan Center of Waste Management Indonesia (CWMI) yang menawarkan solusi berbasis teknologi canggih, Hydrothermal Waste Treatment Technology (HWTT).

Director Compliance & Government Affairs CWMI, Suhaemi Fattah mengatakan, teknologi ini dinilai mampu membantu pemerintah kota dalam mengelola sampah secara efektif dan ramah lingkungan.

Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa teknologi ini tidak hanya mengolah sampah menjadi lebih ramah lingkungan, tetapi juga menghasilkan produk akhir yang tidak berbau menyengat dan dapat dengan mudah dikeringkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar padat.

Ia menyampaikan rencana jangka panjang perusahaan dalam pengelolaan sampah di wilayah Makassar dan sekitarnya. Pihaknya tengah mempersiapkan kapasitas penanganan sampah antara 1 hingga 3 juta ton secara bertahap. Ia juga mengungkapkan bahwa untuk pengelolaan sampah sebesar 100 hingga 200 ton per hari, dibutuhkan lahan seluas sekitar 1 hektar. Oleh karena itu, perencanaan infrastruktur ini menjadi penting untuk mendukung sistem yang berkelanjutan.

Dalam kesempatan tersebut, Ia meminta dukungan dan bimbingan dari Wali Kota Makassar serta melibatkan kalangan akademisi dari Universitas Hasanuddin (Unhas), dengan melibatkan ahli.

Lebih lanjut, dia menjelaskan rencana pembangunan titik-titik pengolahan sampah akan dibagi di beberapa lokasi strategis, termasuk di bagian barat kota dan wilayah perbatasan Gowa, dengan total empat titik.

Tujuannya, untuk memastikan keberlanjutan operasional jika salah satu titik mengalami kendala. Sementara, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Makassar, Ferdi Mochtar terus mengupayakan pengelolaan sampah secara mandiri dan berkelanjutan. Pengelolaan sampah di kota ini berpotensi mencapai skala besar, bahkan hingga 3 juta ton dalam jangka panjang.

Ia menambahkan bahwa saat ini pengelolaan sampah tidak hanya mencakup sampah rumah tangga, tetapi juga lumpur. Untuk itu, Ferdi menegaskan pentingnya penguatan peran pemerintah kota dalam mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang mandiri.

 

Ia berharap kolaborasi dengan pihak swasta dan akademisi dapat menjadi solusi untuk menjadikan Makassar sebagai kota percontohan dalam pengelolaan sampah terpadu dan ramah lingkungan.

Ferdi juga menyinggung pentingnya studi kelayakan (feasibility study/FS) untuk menentukan sejauh mana tanggung jawab dan kontribusi berbagai pihak, serta menilai teknologi yang paling cocok digunakan di Kota Makassar.

Saat ini, volume sampah di Kota Makassar tercatat mencapai 1.000 hingga 1.300 ton per hari. Menurut Ferdi, ini adalah angka signifikan yang menunjukkan perlunya inovasi dan teknologi untuk mencapai target zero waste.

(*)